SPIRITUALISME

Dialog lintas agama, kepercayaan dan keyakinan.

Satria Linuwih, Nggayuh Kamukten

Dimuat di POSMO Edisi 456, Tanggal 30 Januari 2008.

(Tulisan ini dimuat sebelum Pak Harto meninggal dunia tgl 27 Januari 2008, pukul 13.10 WIB, dalam usia 86 tahun).

Siapa yang tak kenal Soeharto. Matan “Raja Nusantara” ini terbilang sebagai tokoh “sakti” yang sulit dicari tandingannya. Pergulatannnya langsug dengan budaya Jawa atau mistik Kejawen, mewnjadikan dirinya punya kekuatan spiritual yang ngedab-edabi.

Melacak jejak perjalanan spiritual mantan penguasa Orde Baru ini bukan pekerjaan mudah. Sebab, untuk urusan yang satu ini tentunya hanya yang bersangkutan atau para pembinmbing spiritualnya yang bisa mengetahui secara pasti. ”Membaca perjalanan spiritual Pak Harto memang kelewat panjang. Namun dari laku spiritual yang digeluti menjadikan dirinya sebagai satria linuwih, baik dari sisi jasmani maupun rohani,” tutur Drs RM Putra Wisnu Agung Diponegoro, Msi.

Spritiualis yang masih keturunan Pangeran Diponegoro ini menjelaskan, kelinuwihan Pak Harto tesebut memang telah dipersiapkan sejak muda. Dengan keteguhannya menggeluti nilia-nilai atau mistik Kejawen menjadikan dirinya mampu menguasai tingkatan spiritual yang tinggi. Belum lagi ditambah dukungan para pembimbing spiritualnya mejadikan Pak Harto sebagai tokoh mumpuni dan diperhitungkan, termasuk di dalmnya bisa menjadi pemimpin besar.

Ketokohan Pak Harto, menurut Wisnu, setidaknya bisa disamakan dengan tokoh sejarah ken Arok. Sebagaimana Ken Arok akhirnya bisa menjadi Raja Singasari, pak Harto yang sejak semula sadar dan harus mempersiapkan dirinya baik jasmani maupun rohani akhirnya bisa menjadi ”Raja” atau pemimpin bangsa. Meski harus diakui ketokohan pak Harto yang pada akhirnya menjadi ”Raja Nusantara” tak pernah diprediksi banyak kalangan sebelumnya, sebagaimana yang terjadi pada Ken Arok.

Dalam hal tirakat atau laku spiritual yang dijalaninya, Pak Harto memang jagonya. Sejak muda ia memang konsisten menjalani laku spiritual seperti puasa Senin-Kamis. Bahkan dalam rangka mencari pulung derajad ia tak segan-segan menjalani tapa kungkum di berbagai tempat. Dalam pandangan orang Jawa, ritual kungkum tiada lain untuk nggayuh kamukten (mencari kemuliaan).

Sebagai bentuk pendalaman spiritual pada diri Pak Harto juga terlihat pada langkahnya yang menikahi Ibu Tien sebagai pasangan hidup. Ibarat batu mustika, Ibu Tien yang juga bukan wanita sembarangan ini merupakan emban atau pasangan pendamping yang bisa mendampingi Pak Harto. Secara spiritual, Ibu Tien merupakan sosok putri Nariswi yang bisa menjunjung derajad suami.

Setiap langkah yang dilakukan Pak Harto tak pernah lepas dari perhitungan-perhitungan spiritual Jawa. Terlebih pada saat genting, ia akan melakukan kolaborasi dengan penguasa-penguasa gaib di seluruh Indonesia. ”Intinya, perjalanan Soeharto kelewat panjang. Hidupnya tak terlepas dari pernik-pernik spiritual,” terang Wisnu.

Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta (UNSA) ini bisa mengerti panjang lebar soal spiritualitas Soeharto karena pernah diberitahu oleh almarhum ayahandanya, Romo Dipo. ”Semasa hidup ayah saya memang amat kental dan mengerti tentang kehidupan Soeharto, termasuk pernik-pernik spiritual yang melingkupi kehidupan Pak Harto,” imbuhnya.

Pak Harto selama ini juga penganut Islam Kejawen yang taat. Karena itulah sebagai orang yang punya tingkat spiritualitas amat tinggi tak heran jika kata-kata yang diucapkannya srat kandungan makan dan nila serta sering menjadi kenyataan. Seperti ungkapan tiji tibeh bisa diartikan mukti siji mukti kabeh kenyataannya menjadi kebenaran. Contoh konkret Pak Harto dan kroni-kroninya pada masa Orde Baru berjaya semua. Sebaliknya, tiji tibeh juga bisa dimaknai sebagai mati siji mati kabeh. Artinya, bisa saja nanti jika Pak Harto sudah meninggal, kroni-kroninya juga akan ”mati”. Berkait kesaktian itu, hendaknya brutus-brutus (pengkhianat) terhadap Pak Harto hendaknya segera meminta maaf sebelum dia meninggal dunia. Pasalnya, jika sampai tak dilakukan bisa jadi akan menemui walad.

Selain punya kekuatan spiritual yang amat tinggi, dalam kehidupannya masih ditambah dengan beberapa pusaka ampuh. Namun, harus dipahami bahwa pusaka-pusaka itu hanya akan digunakan sendiri oleh Pak Harto dan tak bisa diwariskan kepada putra-putrinya. ”Menurut ayah saya, Pak Hart punya tiga keris ampuh dan pusaka itu didapatkan sendiri saat menjalani ritual. Bisa jadi, setelah Pak Harto wafat ketiga keris itu akan muksa sendiri. Toh, jika tidak muksa, harus dilarung, sebab jika tidak akan menimbulkan aura jelek bagi keluarga yang ditinggalkannya,” papar Wisnu.

Menurutnya, sebagaimana diceritakan Romo Dipo, ayahnya, sejak muda sampai sekitar 37-an Pak Harto memang gemar menjalani laku spiritual yang terbilang berat, seperti ngebleng, kungkum, dan lainnya. Setelah melewati fase-fase spritiual itu Pak Harto cenderung suka menjalani ritual-ritual seperti wilujengan di berbagai tempat semisal Gunung Selok, Gunung Srandil, dan tempat-tempat keramat lain di seluruh Indonesia.

Sebagai tokoh yang punya kekuatan spiritual amat tinggi, Pak Harto selama ini memang memegang teguh rahasia ilmu yang dimilikinya. Berkait kedahsyatan ilmu spiritual yang dimiliki itu pula setidaknya menjadikan dia mampu memegang kendali kekuasaan selama 32 tahun. Selama itu pula tidak ada gejolak sosial dan politik yang berarti. ”Terkait dengan keteguhan Pak Harto dalam memegang rahasia ilmunya, saya meragukan jika da orang lain bisa mengatakan soal ilmu yang dikuasai Pak Harto, ” papar Wisnu.

Pak Harto sebagai tokoh sakti berkait kekuatan spiritual dijalaninya setidaknya menjadikan dia sebagai tokoh besar yang patut dihormati oleh alam. Diakui atau tidak, sebelum Pak Harto jatuh sakit didahului dengan fenomena alam seperti jatuhnye meteor, banjir bandang, munculnya teja bathang di Jakarta dan lainnya. ”Meski keterkaitan sakitnya Pak Harto dengan peristiwa alam sulit dibuktikan, tetapi dari sisi spiritual setidaknya mengarah ke hal itu,” tukasnya. >> IRUL SB

6 thoughts on “Satria Linuwih, Nggayuh Kamukten

  1. Sosok Soeharto sebaiknya kita gunakan sebagai teladan bahwa keluhuran dapat dicapai dengan laku tirakat yang tidak mudah dan tidak semua oarng sanggup melakukan.

  2. secara proporsional, memang kita harus mengakui bahwa pak harto memang seorang satria nusantara ( presiden ) yang bertahta selama 32 tahun, selama masa pemerintahanya itu pula banyak kemajuna yang telah kita capai,m baik dalam bidang pertahanan dan keamanan, maupun dalam bidang pangan, prestasi ini telah menggiring bangsa inui menjadi kekuatan yang tak tertandingi dalam kawasan asia, namun seiring dengan kejatuhan beliau banmgsa ini seolah tertidur pulas, sehingga butuh di bvangunkan kembali dari tidur……… dan dalam hal ini saya melihat banyak sekali orang yang m enghujat beliau paasca kejatuhanya….. ya memang uitulah hidup orang hanya melihat kesalahan yang kita perbuat, meskipuin hanya sedikit, akan tetapi orang lupa menengok ke belakang untuk melihat kebaiukan yang telah kita buat dan kita dedikasikan untuk kemajuan bangsa dan negara ini…

  3. mungkin kita harus melaksanakan cita2 pak harto yg belum di selesaikan…moga Soeharto tenang di alam sana melihat Indonesia bangkit dari tidur

  4. PAK HARTO NAMA YANG TAK AKAN PERNAH PUDAR DITELAN WAKTU, KITA HARUS BANYAK BELAJAR DARI BELIAU, SEANDAINYA WAKTU BISA DIPUTAR MUNDUR BETAPA BAHAGIANYA DIRI INI BISA BERGURU AGAR BISA MENJADI ORANG YANG BIJAK DAN CERDAS, SEMOGA BAPAK SUHARTO DIJAUHKAN DARI SIKSA KUBUR, DILAPANGKAN KUBURNYA DITERIMA SEMUA AMALNYA, DAN PUTRA-PUTRI YANG DITINGGALKAN AYO BANGKIT… TERUSKAN TERUSKAN PERJUANGAN BAPAK, BERJUANGLAH DEMI KEJAYAAN NEGERI INI, BUAT LAH BAPAK SUHARTO TERSENYUM DI ALAM SANA.

Leave a reply to orang kecil Cancel reply